Bambang Noertjahjo Dorong LPTQ Tangsel Bikin Unit Usaha: Biar Tak Hanya Urus Perlombaan Saja 

INDOPOLITIKA.COM – Ketua Umum LPTQ Tangsel Bambang Noertjahjo mendorong LPTQ Tangsel membangun unit usaha agar tidak selalu mengandalkan suntikan dana dari Pemkot Tangsel.

Dirinya mengutip SKB dua Menteri Tahun 1978 oleh Kemenag RI dan Kemendag RI, bahwa asupan dana LPTQ memungkinkan dari sokongan non pemerintahan. 

Bacaan Lainnya

“Ini sebagai respon kita dalam masa mendatang yang secara yuridis ditetapkan. Jangan hanya mengurus perlombaan saja,” katanya di depan peserta Rakerda XV LPTQ Tangsel di Alam Sutra, Kamis (13/12/2023). 

Pria yang juga menjabat Sekertaris Daerah Kota Tangerang Selatan ini jelaskan syiar Islam itu sendiri bisa dalam bentuk aktifitas ekonomi, selain dari bentuk perlombaan bacaan Qur’an yang biasa tiap tahun diadakan di MTQ.  

“Saya percaya LPTQ menjadi katalisator sisi religius di Tangsel dapat terwujud,” tegasnya. 

Untuk melapangkan unit usaha tersebut, dia mencontohkan dari sekian banyak karya kaligrafi dapat dijual ke pasar, mengingat punya nilai seni tinggi di masyarakat. 

“Dalam usaha membangkitkan roda organisasi perlu dipikirkan terobosan baru agar masyarakat mendapatkan manfaat lebih,” ucapnya. 

Sinergi unit usaha dengan kegiatan lain, menurutnya bisa dilakukan secara bertahap agar nanti dicarikan solusinya di lapangan nanti. 

“Pemerintahan Kota Tangsel sangat konsen pada religiusitas di masyarakat. Lewat LPTQ akan ada banyak cara untuk melakukan kegiatan,” pungkasnya.  

Sementara itu, Kepala Kemenag Tangsel Dedi Mahfudin memaparkan  materi pengembangan kelembagaan. Menurutnya  dalam organisasi harus terstruktur. 

“Bila perlu dibuat bidang-bidang. Bidang-bidang harus bertanggung jawab kepada ketua satu dua dan tiga. Para ketua satu bertanggung jawab kepada ketua harian. Ketua harian bertanggung jawab kepada ketua umum,” tegasnya. 

Jadi ketua satu membawahi bidang apa. Jangan sampai ketua harian ribet. Contohnya kegiatan pembinaan harus bertanggung jawab kepada ketua satu, dua atau tiga.   

“Jadi LPTQ harus memiliki manajemen seperti kantoran. Harus berani. Dan secara hirarkis yang jelas. Sehingga ketika membuat program tidak mengayang-ngayang,” usulnya.  

Mariah Ulfa selaku penasehat LPTQ dan mantan juara nasional, memberikan usul membentuk sentra sentra dalam melahirkan SDM. 

 “Karena yang menjadi tantangan adalah SDM. Gandeng pesantren, guru ngaji dan RT RW untuk mencari bibit-bibit untuk kedepan,” tandasnya. [Red]

Ikuti berita menarik Indopolitika.com di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *