INDOPOLITIKA.COM – Sebanyak 10.000 anggota kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) se-Banten menggelar Apel Siaga Pemenangan di Stadion Maulana Yusuf, Serang, kemarin.
Aksi yang dihadiri Bakal Calon Presiden Republik Indonesia, Anies Rasyid Baswedan ini juga sebagai bentuk deklarasi dukungan dari seluruh anggota dan simpatisan PKS se-Banten kepada Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Ketua DPW PKS Banten Gembong Rudiansyah Sumedi, ingin memastikan melalui Apel Siaga ini kepada semua anggota se-Banten siap siaga memenangkan Anies Baswedan sebagai Presiden juga kemenangan PKS pada Pemilu 2024.
“Saya ingin memastikan kesiapan anggota PKS se-Banten untuk memenangkan Pemilu 2024. PKS jadi nomor satu di Banten dan Anies Baswedan Presiden RI,” kata Gembong dihadapan sepuluh ribu anggota PKS yang mengikuti Apel Siaga.
Sementara itu Anis Baswedan mengungkapkan, untuk bisa memenangkan Pilkada DKI sangatlah sulit dan berat, bahkan ia mengibaratkan antara perjuangan Daud melawan Goliat. Yang mana, hasil survei menunjukan potensi kemenangan dirinya sangat kecil dibandingkan dengan pasangan calon lainnya.
“Seperti kami sampaikan pada saat kita apel siaga di GBK, bahwa perjuangannya seperti Daud melawan Goliat, kecil melawan yang raksasa dihadapkan dengan angka survei yang selalu menunjukkan kecil. Situasi perjuangan yang sering menantang, tapi itu justru semacam vaksin untuk melipatgandakan semangat,” ucapnya.
Anies pun berpendapat jika perjuangan dirinya nanti akan menghadapi rute yang sama seperti Pilkada DKI Jakarta. Namun, tantangan itu tidak membuat dirinya ciut, melainkan semakin bersemangat mengingat panggilan perubahan yang banyak disuarakan oleh masyarakat.
Mantan Rektor Universitas Paramadina yang menggagas Gerakan Indonesia Mengajar ini pun menyebut jika PKS sedari awal sejak awal zaman reformasi sudah hadir di tengah masyarakat dengan terus menyuarakan keadilan sosial.
“Kita bawa rekam jejak yang sudah dikerjakan di masa lalu dengan mengirimkan pesan bahwa seluruh Indonesia kita pastikan ikhtiar menghadirkan keadilan sosial. Bukan terminologi untuk dibaca dalam upacara tapi untuk dilaksanakan dalam keseharian kegiatan masyarakat,” pungkas Anies dalam sambutannya. [Red]