INDOPOLITIKA.COM – Kekeringan kembali melanda sejumlah wilayah di Kota Tangsel. Sama seperti tahun 2023 lalu, titik kekeringan tahun ini juga hampir sama yakni 48 titik.
Jumlah ini berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Selatan (Tangsel).
Kendati demikian, untuk jumlah warga terdampak diklaim berkurang meski jumlahnya masih mencapai ribuan.
Kepala Bidang Kedaruratan Bencana dan Logistik BPBD Tangsel, Essa Nugraha mengatakan, dari hasil pemetaan wilayah rawan kekeringan itu terdapat 48 titik di Tangsel yang berpotensi kembali mengalami kekeringan.
“Seperti tahun lalu, tahun 2023 itu totalnya ada 48 titik dengan jumlah Kepala Kelurga terdampak kurang lebih 3.584,” kata Essa, Jumat, 6 September 2024.
Kendati demikian Essa memprediksi kekeringan pada tahun ini jumlah masyarakat yang terdampak akan jauh lebih sedikit dari tahun sebelumnya.
“Potensi kekeringan kemarau saat ini lebih rendah, karena kemarau saat ini lebih basah, kemarau tetapi seminggu atau dua minggu ada hujannya, beda dengan tahun lalu yang kemaraunya tinggi,“ terangnya.
Wilayah Rawan Kekeringan di Tangsel
Sekedar informasi 48 titik kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan yang terjadi pada tahun 2023 lalu tersebar di 4 Kecamatan yang ada di Kota Tangsel.
36 titik kekeringan terjadi di Kecamatan Setu, 8 titik terjadi di Kecamatan Serpong, 3 titik di Kecamatan Serpong Utara dan 1 titik di Kecamatan Pondok Aren.
Pada saat itu Pemkot Tangsel melalui beberapa instansi melakukan pendistribusian sebanyak 25.000 liter air bersih setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Essa mengungkapkan, proses pendistribusian air bersih pada tahun ini dipastikan akan lebih efektif dari tahun sebelumnya.
Pasalnya beberapa wilayah yang mengalami kekeringan sudah disediakan toren air berukuran besar untuk mempermudah proses pendistribusian.
“Tahun lalu saat masyarakat minta air bersih kita layani, tetapi di lapangan masyarakat cuma bawa tempat penampungan air yang kecil, itu ngantri dan rebutan. Yang harusnya penanganan bisa dilakukan cuma 15 menit tapi pada waktu itu kita sampai malam,” terangnya.
“Mengevaluasi seperti itu kita lakukan sebuah kajian, makanya kita meminta kepada Dinas Cipta Karya untuk mengadakan toren untuk tahun ini, sehingga distribusi air tahun ini akan lebih efektif,” pungkasnya. [Red]