Pascagempa Jatim, BNPB: 4.679 Unit Rumah, 183 Tempat Ibadah, 91 Sekolah, 24 Kantor dan 5 RS Rusak  

INDOPOLITIKA.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali merilis data update dampak kerusakan pascagempa Jatim magnitudo (M)6,5 yang terjadi pada Jumat pekan (22/3/2024) lalu. 

Berdasarkan data yang disampaikan BNPB, gempa tersebut berdampak pada kerusakan bangunan. Kerusakan menyasar rumah warga dan gedung fasilitas publik di beberapa wilayah di Provinsi Jawa Timur (Jatim).  

Bacaan Lainnya

Ribuan tempat tinggal masyarakat mengalami kerusakan ringan hingga berat. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim per hari Senin (25/3), pukul 06.00 WIB, total rumah rusak berjumlah 4.679 unit. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip dari keterangan tertulisnya Selasa (26/3/2024) memberikan rincian berdasarkan tingkat kerusakan. 

“Rumah rusak berat (RB) 774 unit, rusak sedang (RS) 1.332 dan rusak ringan (RR) 2.573. Dari total jumlah tersebut, kerusakan terbesar berada di Kabupaten Gresik, Provinsi Jatim,” katanya.  

“Berikutnya, rincian kerusakan rumah warga di kabupaten tersebut, rumah RB 772 unit, RS 1.330 dan RR 2.554. Sedangkan kerusakan lain terjadi di Kabupaten Tuban, Lamongan, Sidorajo, Pamekasan dan Kota Surabaya,” tambahnya. 

Selain bangunan tempat tinggal, bencana geologi ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik, seperti tempat ibadah, sekolah, kantor dan rumah sakit.  

Total kerusakan pada bangunan fasilitas publik yaitu tempat ibadah 183 unit, sekolah 91, kantor 24 dan rumah sakit 5. Kerusakan terbesar untuk fasilitas publik tersebut berada di Kabupaten Gresik, dengan rincian sebagai berikut tempat ibadah 181 unit, sekolah 88, kantor 19 dan rumah sakit 1. BPBD masih melakukan asesmen tingkat kerusakan pada fasilitas tersebut.  

Gempa yang merusakkan tempat tinggal juga berdampak pada pengungsian para warga. Data BPBD Provinsi Jatim per hari (25/3/2024), pukul 06.00 WIB, total warga mengungsi berjumlah 33.535 jiwa.  

“Rincian dari total tersebut yaitu pengungsian pada kelompok dewasa 18.531 jiwa, anak-anak 10.109 dan lansia 4.895,” tulisnya.  

Dari total jumlah pengungsian, sebaran warga mengungsi di Kabupaten Gresik berada di Kecamatan tambak, dengan rincian dewasa 9.131 jiwa, anak-anak 7.060 dan lansia 2.454. 

“Sedangkan di Kecamatan Sangkapura dewasa 9.400 jiwa, anak-anak 3.049 jiwa dan lansia 2.451,” tandasnya. 

Upaya Darurat 

BPBD kabupaten, kota dan Provinsi Jatim yang didukung berbagai pihak melakukan upaya penanganan darurat sejak dini. Para pemangku kepentingan yang membantu pemerintah daerah antara lain dari BNPB, Basarnas, BMKG, TNI, Polri, organisasi perangkat daerah di lingkungan kabupaten dan provinsi. 

Sementara itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Provinsi Jatim dan Kabupaten Gresik telah mendirikan tenda keluarga, di antaranya Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura.  

Di samping itu, personel TRC juga melakukan asesmen dampak dan kebutuhan di lokasi terdampak. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim menyampaikan asesmen bertujuan untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan penanganan darurat.  

Gempa bumi dengan M6,0 tercatat mengguncang wilayah Jatim pada Jumat (22/3), pukul 11.22 WIB. Pusat gempa berada di laut 132 km timur laut Tuban dengan kedalaman 10 km. BMKG merilis skala MMI gempa tersebut di wilayah Tuban IV – V MMI, III – IV Bawean, II – III MMI Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, dan beberapa wilayah di Provinsi Jawa Tengah. Guncangan juga dirasakan wilayah Yogyakarta dan Kalimantan Selatan.  

Selanjutnya gempa M6,5 terjadi, menyusul gempa besar sebelumnya, pada 15.52 WIB di hari yang sama. Pusat gempa berada di laut 130 km timur laut Tuban dengan kedalaman 10 km.  

Menurut pantauan BPBD Provinsi Jatim, gempa susulan atau aftershock terekam hingga 256 kali hingga hari ini (25/3), pukul 06.00 WIB. [Red]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *