Putus Mata Rantai DBD, Wali Kota Benyamin Dorong Kader Jumantik Makin Aktif Dukung Pengendalian DBD

INDOPOLITIKA – Hampir setiap tahun kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kerap diderita masyarakat. Penyakit DBD sendiri masih merupakan masalah kesehatan serius yang perlu penanganan ekstra pula.

Di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sendiri, kasus DBD selama tahun 2024 mengalami lonjakan. Selama kurun waktu 1 Januari-27 Oktober 2024, tercatat ada ratusan kasus DBD menyerang warga.

Bacaan Lainnya

Bahkan angka ini menunjukkan kenaikan dibandingkan di periode yang sama pada 2023, sebanyak 400 kasus. Meski naik, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat memastikan tidak ada warga yang meninggal akibat DBD dalam dua tahun terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Allin Hendalin Mahdaniar menyampaikan bahwa pengendalian program DBD di Tangerang Selatan meliputi pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan.

“Untuk pencegahan, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sudah melakukan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M plus dengan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik,” kata Allin.

“Untuk pemutusan mata rantai penularan dengan cara melakukan penyemprotan fogging untuk wilayah yang terjadi penularan kasus DBD berdasarkan Penyelidikan Epidemiologi (PE) yang dilakukan oleh petugas puskesmas,” lanjut dia.

Terlepas dari itu, Allin menegaskan bahwa pihaknya telah memberikan larvasida selektif untuk daerah endemis DBD.

Perkuat Kolaborasi Menuju Lingkungan Bebas Jentik

Terkait dengan DBD ini, Pemkot Tangsel mengajak masyarakat untuk memperkuat kolaborasi menuju lingkungan bebas jentik.

“Kita sepakat bahwa penyakit yang menular harus kita kendalikan, salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD),” ujar Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie dalam Rapat Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) yang diadakan di Aula Kantor Kelurahan Bakti Jaya, kemarin.

Pengendalian DBD menjadi prioritas nasional karena menjadi salah satu penyakit menular di Kota Tangsel. Menurut Benyamin, penularan penyakit tersebut telah mencapai angka 700 kasus.

“Meskipun tidak ada kasus kematian, tetapi kita harus terus tekankan agar tidak bertambah,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Benyamin mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan masing-masing. Salah satunya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Langkah pertama yang dibutuhkan adalah gerakan dan kesadaran semua elemen masyarakat,” ucap Benyamin.

Lebih lanjut, Benyamin mengatakan bahwa kader-kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dibantu dengan kader kesehatan lainnya, perlu berkontribusi dalam menekan tingkat DBD di Tangsel.

“Kader-kader Jumantik di wilayah Tangsel total ada 20 ribu, mudah-mudahan semuanya aktif dalam mendukung pengendalian DBD,” lanjutnya.

RW tersertifikasi bebas jentik

Kemudian, pada tahun 2025, Benyamin menargetkan sebesar 50 persen Rukun Warga (RW) tersertifikasi RW bebas jentik.

“Saya instruksikan untuk segera berproses terapkan satu rumah satu Jumantik dan melakukan sertifikasi,” ujarnya. (Adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *