INDOPOLITIKA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Selatan (Tangsel) terus mendistribusikan pasokan air bersih untuk warga terdampak kekeringan.
Setidaknya, sebanyak 8.000 liter air bersih perhari disalurkan ke sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan. Dua wilayah yang terdampak adalah RT 006 RW 002 Kampung Koceak dan RT 012 RW 05 Kampung Kranggan.
“Satu titik atau RT, kami (distribusikan jumlah volume airnya) variatif, ada yang 4.000 liter, ada yang 8.000 liter,” kata Dian Wiriyawan, Danton Satgas Penanggulangan BPBD Tangsel.
Lanjut dia, pendistribusian air bersih tersebut dilakukan setiap hari, dan sudah berlangsung tiga kali sejak dimulai pada hari Selasa. Jumlah air yang dikirim disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut.
“Yang pasti berapapun jumlah yang diinginkan masyarakat, itu yang kami distribusikan,” tambah Dian.
Selain dua wilayah ini, ada satu lagi yang terdampak kekeringan, yaitu RT 006 RW 03 Kademangan, Tangerang Selatan. Namun, BPBD belum bisa mendistribusikan air ke Kademangan karena masih menunggu surat persetujuan distribusi.
“Kami mendapatkan laporan ada dua kelurahan yang terdampak, yaitu di Kranggan dan Kademangan. Tapi kami masih menunggu surat untuk distribusi air di Kademangan,” jelas Dian.
Wilayah Rawan Kekeringan di Tangsel
Sekedar informasi 48 titik kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan yang terjadi pada tahun 2023 lalu tersebar di 4 Kecamatan yang ada di Kota Tangsel.
36 titik kekeringan terjadi di Kecamatan Setu, 8 titik terjadi di Kecamatan Serpong, 3 titik di Kecamatan Serpong Utara dan 1 titik di Kecamatan Pondok Aren.
Pada saat itu Pemkot Tangsel melalui beberapa instansi melakukan pendistribusian sebanyak 25.000 liter air bersih setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Essa mengungkapkan, proses pendistribusian air bersih pada tahun ini dipastikan akan lebih efektif dari tahun sebelumnya.
Pasalnya beberapa wilayah yang mengalami kekeringan sudah disediakan toren air berukuran besar untuk mempermudah proses pendistribusian.
“Tahun lalu saat masyarakat minta air bersih kita layani, tetapi di lapangan masyarakat cuma bawa tempat penampungan air yang kecil, itu ngantri dan rebutan. Yang harusnya penanganan bisa dilakukan cuma 15 menit tapi pada waktu itu kita sampai malam,” terangnya.
“Mengevaluasi seperti itu kita lakukan sebuah kajian, makanya kita meminta kepada Dinas Cipta Karya untuk mengadakan toren untuk tahun ini, sehingga distribusi air tahun ini akan lebih efektif,” pungkasnya. [Red]